"Saya memang suka tanaman unik," ujar Ukay Saputra atau biasa disapa Ukay, ketika menjawab alasannya terjun ke bisnis tanaman. Ia mengakui memang memiliki 'tangan dingin' dalam urusan pohon, terbukti beberapa pohon, terbukti beberapa pohon hasil stekannya diminati banyak pembeli.

Sebenarnya usaha jual beli tanaman telah dirintis orang tua Ukay sejak tahun 1961. Dari sedekar membantu sang ayah, sampai akhirnya Ukay dapat menjual beberapa tanaman hasil jerih payahnya. Meningkat remaja, Ukay semakin tergila-gila dengan tanaman. "Kalau ada uang, pasti saya beli beberapa jenis untuk dikembangkan," ungkapnya.

Di tahun 1983 mulai terlihat kemajuan usaha Ukay. Ia sudah mempunyai tanaman, kavling dan konsumen sendiri. Kini, dengan luas tanah sekitar 300 meter yang bertempat di jalan Salam, Rawabelong, Jakarta Barat, Ukay membuka usaha yang diberi nama An-Nisa Flora.

ANTARA BISNIS DAN HOBI
Selama 22 tahun berkutat di bisnis ini, Ukay mengaku banyak mendapatkan pengalaman dan teman yang sama-sama mencintai dunia tanaman. Selain bertukar pengalaman, Ukay pun banyak belajar dari buku dan majalah. "Kita mesti tahu tanaman itu sendiri, .di mana tumbuhnya, di dataran rendah atau tinggi. Bagaimana soal pemasarannya, karena merekayang menyukai tanaman rata-rata tingkat ekonominya sudah memadai atau menengah ke atas. Kalau ingin pangsa pasar yang jelas kita harus hitung kota-kota besardi Indonesia yang memiliki dataran rendah. Karena tanaman bukan kebutuhan yang mendasar, jadi harganya mesti terjangkau," kata Ukay menjelaskan.

Menurut Ukay, kalau dahulu ia masih 'campur aduk' dalam menjual tanaman, saat ini dirinya lebih konsentrasi pada spesialisasi yuforbia dan aglaonema. Dua tanaman inilah yang menjadi ladang bisnisnya. Selain karena masih jarang orang yang memiliki kedua tanaman ini, nilai ekonomisnya bisa mencapai puiuhan juta rupiah. Dengan spesialisasi ini pula Ukay lebih punya identitas di kalangan penjual tanaman.

"Semakin usia saya bertambah, tanggung jawab pun semakin besar, Jadi, sisi bisnisnya saya naikkan. Kalau dulu bisnis 40 persen suka 60 persen, sekarang 30 persen senang-senang 70 persen untuk mencari nafkah," ujar ayah dari tiga orang anak ini.

AGLAONEMA DARI THAILAND
Tanaman aglaonema mulai populer tahun 2000, tetapi waktu itu harganya mahal sekali, yang termurah sekitar Rp 4 juta, itu pun pohonnya kecil dan hanya ada 5-6 daun. Ukay mencoba mempopulerkan aglaonema karena selain mudah dirawat, daunnya juga cantik setiap saat. Kini ia telah mempunyai sekitar 50 varian aglaonema.

Beberapa varian aglaonema yang dijual Ukay adalah black prince, red sparkle, valentine, black lipstick, red hot chili pepper, white pearl, deep kiss, chameleon, dan chao phraya. Kebanyakan pohon tersebut didatangkan dari Thailand. "Bukan saya fanatik dengan barang impor, tetapi saya memang belum bisa memperbanyak, Lagi pula di sana pun lebih banyak pilihan variannya," jelas Ukay.

Menurut Ukay, genus aglonema tersebar di Asia Tenggara tropis, termasuk di Indonesia, Filipina, Thailand, dan Malaysia. Di Thailand sendiri, saat ini telah terhimpun sampai 60 penyilang. 'Jadi mereka lebih maju. Kalau dihitung tingkat keberhasilan penyilang yang tanamannya jadi bagus adalah 0,5 persen pertahun, berarti 30 varian mereka bisa produksi. Kalau di Indonesia hanya satu varian pertahun, karena penyilang aglaonema hanya sedikit, jelas ketinggalan".

Untuk menarik minat pembeli terhadap aglaonema, sebulan atau dua bulan sekali Ukay mendatangkannya dari luar. Pendapat Ukay, tanaman ini bukan barang yang mudah dijual, hanya yang mengertilah yang mau membayar mahal untuk satu pot pohon, Harga termurah aglaonema yang dijual adalah Rp 200 ribu dan termahal sekitar Rp 40 juta.

Sebagai kiblatnya tanaman tropis, menurut Ukay, Thailand selalu mengadakan pameran dan kontes hasil silangan tanaman. "Selain bisa jadi ajang reuni dengan teman-teman dari Filipina, Taiwan, India, Pakistan, dan Srilangka, kita juga bisa melihat perkembangan varian aglaonema di sana," ujarnya.

MENIRU THAILAND
Yang namanya kesulitan pasti sering dialami setiap orang, apalagi jika berurusan dengan usaha. Apakah itu masalah keuangan atau menejemen. Namun Ukay tidak pernah mengeluh. Dasarnya ia memang suka dengan usaha ini, jadi semua dijalani dengan santai. Pernah suatu saat Ukay baru membeli tanaman seharga Rp 5-10 juta, beberapa hari kemudian pohon itu sekarat atau mati. Ukay merasa bersyukur untung pohonnya yang mati bukan dirinya. Memang Ukay dikenal sebagai orang yang santai dan low profile di kalangan sesama pengusaha pohon.

Dalam hal penjualan, Ukay mengaku tidak mengalami kesulitan. Pangsa pasarnya terbagi dalam dua kelas, yaitu konsumen yang sebenarnya dan petani dari hampir seluruh pulau di Indonesia. Bagi mereka yang membeli pohon di atas nominal satu juta, Ukay memberikan hadiah berupa buku panduan. Hal ini dilakukan agar pembeli mempunyai acuan merawat pohon agloanema.

Melihat petani atau pengusaha pohon seperti dirinya di Thailand, Ukay merasa iri hati, sebab kebanyakan dari mereka tidak mempunyai lahan sendiri untuk menanam. Namun mereka dapat berkreasi menciptakan varian-varian baru dari agloanema.

Di Thailand menurut Ukay, hampir jarang sekali kita jumpai lahan tidur. Jika ada lahan yang tidak dimanfaatkan dalam beberapa tahun, maka pemerintah akan mengambil alih lahan tersebut. Makanya banyak lahan yang disewakan ke petani secara murah. Kalau peraturan seperti ini diberlakukan di Indonesia pastinya tidak ada lagi saling serobot lahan seperti yang sering terjadi.

Selain itu infrastuktur di Thailand1 juga mendukung. Jalan-jalan dibangun sampai ke pelosok-pelosok desa. Sistem perbankan telah berjalan, bahkan telah ada perwakilan eksportir dan pusat lelang. Alangkah baiknya jika bangsa ini meniru langkah yang dilakukan pemerintah Thailand dalam pembina para petani.

"Obsesi saya ingin punya lahan yang luas, karena yang ada saat ini tidak cukup untuk mengembangkan nursery. Yang jelas tidak di dalam kota, mungkin sekitar Botabek dengan harga yang terjangkau. Saya juga ingin membuat tanaman percontohan bagi para petani, agar mereka dapat belajar dan mengembangkan usahanya," ujar anggota Forum Florikultur Indonesia ini. -nova/tabloid probis/info usaha
****