Buah-buahan ternyata tidak hanya enak kala disantap saat matang. Dengan berbagai kreasi, tidak hanya manis tapi juga dapat menjadikan peluang untuk dijadikan usaha keluarga. Dari buah nangka, pisang, mentimun hingga salak pun ternyata dapat dijadikan bisnis keluarga.

Dengan sedikit sentuhan olahan, ternyata buah salak tidak hanya bisa dinikmati sebagai buah yang biasanya kita temukan di toko buah. Tapi, setelah dimanfaatkan sebagai dodol, air perasan salak yang selama ini terbuang pun ternyata cukup berkasiat untuk menyembuhkan penyakit kolesterol dan kewanitaan. Selain itu, karena pemain yang bergerak dibidang ini masih relatif kecil, tampaknya bisnis sari buah salak ini masih sangat terbuka lebar bagi siapa saja.

Roy, seorang bapak angkat dari beberapa usaha kecil menengah (UKM) pengerajin sari buah salak mengungkapkan, dari hasil bisnis ini pengrajin mampu meraup omset sekitar Rp 100 juta per bulan.

Dengan sedikit sentuhan racikan ditambah gula pasir menjadi sirup, sari buah salak ternyata bisa menjadi obat untuk penyakit kolesterol dan kewanitaan. Bahkan tanpa bahan pengawet pun, sari buah salak ini bisa tahan sampai 1 tahun. Selain cara pembuatannya yang tidak terlalu sulit, dengan peralatan yang sederhana pun bisa memproduksi sirup ini. Seperti diungkapkan Roy, hanya dengan pengolahan menggunakan menggunakan mixer untuk penghancur buah salak, dan alat untuk mempres untuk mendapatkan airnya.

"Dengan sari salak dicampur dengan gula pasir. Sirup ini bermanfaat juga untuk kolesterol dan kewanitaan. Saya sendiri juga mencoba, saat itu dulu aku juga agak gemuk. Setelah saya minum secara rutin, kini agak langsing. Kalau saya sendiri belum mencoba, saya nggak tahu dan nggak berabi bicara," papar Roy.

Roy menyatakan, dengan modal Rp 10 juta pun sudah bisa berbisnis sirup salak ini.untuk membeli buah salaknya, harga dipasar biasanya Rp 3.000 per kg. Namun jika harga lagi jatuh, harga bisa mencapai 2.000 per kilonya. Atau jika membeli keranjangan dengan berat 1 ton harga sekitar Rp 2 juta. Sementara untuk bahannya, ia tidak memilih-milih jenis salak. "Baik jenis salak Pondoh, Bali atau jenis salak lainnya tidak memiliki perbedaan rasa yang terlalu mencolok. Juga ukuran salak besar atau kecil, semua sama saja," urainya.

Karena, lanjutnya, biasanya pedagang menjual salak ukuran yang lebih besar dengan harga yang lebih tinggi. Musim buah salak biasanya jatuh pada bulan Oktober hingga Januari, maka pada musim panen inilah biasanya buah salak melimpah di pasaran.

Hingga saat ini, sirup sari buah salak masih dipasarkan di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya. Dengan harga Rp 9.000 per botol, dengan potongan 20 prosen bagi yang akan dijual lagi. Untuk memproduksi 24 botol sirup salak, dibutuhkan 500 kilo buah salak. Bahan baku buah salak bisa diambil dari petani salak di Jogja, baik salak Pondoh atau salak Lumut. Melihat potensi bisnisnya, Roy ingin memperlebar pemasaran hingga Jakarta. Tentu saja, packaging yang lebih menarik harus dipikirkan, guna merebut pasar.

"Menurut saya, rasanya masih belum standart, masih terlalu banyak rasa manisnya. Untuk itu kita uji coba terus hingga menemukan rasa sesuai buahnya, jika menggunakan salak Pondoh, rasanya harus seperti salak pondoh," harap Roy yang terus melakukan inovasinya. -pus/cs

CARA MENGOLAH SIRUP SARI BUAH SALAK
- Buah salak dihancurkan dengan mixer dan dipress untuk diambil airnya.
- Komposisinya untuk membuat 24 botol sirup dibutuhkan 500 kg buah salak.
- Gula pasir yang dibutuhkan komposisinya 35 prosen dari sirup. Misalnya untuk 10 botol sari buah salak, maka dibutuhkan 3 botol gula.
- Kemudian air sari buah salak direbuas hingga mendidih bersama gula.
- Kebersihan harus benar-benar dijaga. Tempat atau kemasan harus bersih gunakan stainless stell, bukan kaleng atau plastik. Atau jika menggunakan botol kaca, maka botol harus direbus terlebih dahulu agar higienis. -peluang usaha/tabloid probis/info usaha