Jatuh bangun dalam menjalankan usaha adalah hal yang lumrah, dengan pengalaman itu kita belajar banyak hal termasuk menuai sukses. Dan sukses bermula dari hal yang kecil.

Ulet dan disiplin dua hal yang menjadi pegangan Hj. Judi Magdalena dalam menjalankan usaha baju muslim. Pada tahun 1981 ia memulai usaha membuat baju muslim anak-anak, setelah dijalani beberapa tahun ternyata usaha tersebut kurang bagus penjualannya dan sangat terbatas pada umur.

Untuk meluaskan pangsa pasar Hj. Judi mulai mencari partner dengan menggandeng salah satu departemen store terbesar di Indonesia. Dari situlah ia berjuang selama 19 tahun. Ternyata rejeki Hj. Judi memang di baju muslim, Dan secara kebetulan dept. store tersebut memiliki devisi khusus baju muslim, sehingga ia mendapat banyak masukkan baik mengenai kualitas bahan maupun model bordir.

Sejak tahun 1995 Hj. Judi menjual baju muslim untuk dewasa dengan label Annisa dan Yudith Fashion untuk anak-anak ke dept store tersebut. Usahanya tidak sia-sia, akhirnya ia terpilih menjadi rekanan tetap. Pada dua tahun awal bergabung, devisi baju muslim tersebut sempat akan ditutup, tetapi ditahun ke tiga mulai ada peningkatan penjualan dikarenakan banyak orang yang mulai mengenakan baju muslim.

Setiap usaha dengan niat yang baik biasanya mengalami kesulitan, dan ini diakui oleh Hj. Judi. Awalnya ia merasa perlu menyakinkan pemesan baju muslim bahwa barang ini akan laku di pasaran. "Dari dulu saya tidak punya kios, saya asli pembuat baju dan tidak menjualnya," tutur ibu dari tiga anak ini.

Menurut Hj. Judi, setelah berjalan beberapa lama akhirnya pihak dept. store mengakui bahwa sale barangnya meningkat karena marginnya juga baik. "Semua baju yang saya buat tidak pernah menjiplak, itu hasil rancangan sendiri. Ide-ide bentuk bordir pun datang dari saya, karena saya hobi menggambar, dan hanya saya jual di dept store tersebut."

UKM MANDIRI DAN PERAN KELUARGA
Memiliki suami yang berprofesi sebagai wartawan, membuat Hj. Judi berpikir untuk memiliki kepintaran yang bisa membantu ekonomi keluarga. Lalu ia pun mulai belajar membordir dan menjahit di Singer, ditambah dengan mengikuti pendidikan IWAPI dan LPPM. "Kini saya menyadari manfaat dari semua ilmu tersebut," ujar istri dari H. Achmad Thaufik.

Untuk mencapai keberhasilan seperti sekarang tentu tidak sedikit modal yang telah dikeluarkan. "Pertama memang modal sendiri, setelah berjalan melayani beberapa pesanan ternyata saya rnembutuhkan modal yang lebih besar. Akhirnya tahun 1985 saya mendapat pinjaman sebesar Rp 5 juta dari Bank Dagang Negara (BDN). Baru beberapa tahun ini saya menjalin kerja sama dengan Usaha Koperasi Menengah (UKM) Bank Mandiri. Pihak bank Mandiri melihat ini sebagai usaha yang positif. Mungkin karena berkaitan dengan dept. store yang besar, maka bank Mandiri merasa yakin memberikan bantuannya," tutur Hj. Judi yang berdarah Padang-Jawa ini.

Apapun yang dibuat untuk dept. store tersebut selalu mendapat respons baik dari pihak bank. Bahkan Hj. Judi diijinkan menambah jumlah pinjamannya. "Namun saya berusaha membatasi, karena dengan situasi dan kondisi saat ini tidak semua usaha dapat berjalan lancar. Maka saya sangat berhati-hati," kata Hj. Judi menambahkan.

Menurut Hj. Judi, ia sangat beruntung memiliki suami dan anak-anak yang sangat mendukung aktifitasnya. Anak-anak berusaha memperlihatkan hasil dari sekolah maupun kesehariannya. "Kita sekeluarga membuat suatu komitmen, kalau kita sukses maka keluarga akan banyak membantu."

RITME KERJA DAN MENJAGA KESEHATAN
Di usia yang telah menginjak 53 tahun, ritme kerja Hj. Judi termasuk-tinggi jika dibandingkan dengan teman seusianya. Dimulai pada hari Senin-Selasa ia biasa melihat hasil pekerjaan para penjahit. Rabu-Kamis digunakan untuk menemui supplier bahan yang datang dari 10 pabrik. Hari Jumat Hj. Judi biasa berkeliling mencari pernak-pernik baju muslim seperti kancing, resleting, bahkan benang bordir. Sedangkan Sabtu-Minggu waktunya untuk mengurus tanaman, memasak dan beres-beres rumah yang juga merupakan hobinya.

Untuk hobi yang lain seperti mendesain, Hj. Judi membuat 4-5 desain baju muslim setiap bulannya. Sedangkan untuk bulan puasa hingga lebaran dapat mencapai 12 desain. Masing-masing desain mencapai 1000-2000 potong baju, "Volume yang kita terima berat, oleh karena itu ada jadwal kirim barang. Lalu kita bekerja empat bulan mundur, kecuali jika volume sedikit mungkin bisa dua bulan mundur. Saya kerjakan semuanya dengan senang hati, jadi tidak terasa cape," ungkapnya.

Dengan banyaknya desain baju yang harus dibuat, Hj. Judi mengaku sering berjalan-jalan untuk mencari ide baik itu ke luar negeri maupun di dalam negeri. Bukan untuk meniru model tetapi untuk menimbulkan ide, dan ia senang yang berasal dari alam.

Untuk dapat memenuhi jumlah permintaan dari dept store, Hj. Judi dibantu oleh 80 karyawan yang tersebar di Tasikmalaya dan Jakarta. Barang yang dibuat dari Tasik akan diperiksa kembali di Jakarta dengan teliti. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas, karena pihak dept store juga mempunyai standart mutu barang yang akan dijual.

"Mengimbangi pihak dept store, saya juga menjaga kualitas bahan dan benang bordir dengan mutu yang sangat baik dan tidak luntur, kualitas jahitan dan kebersihan baju. Terus terang pihak dept store sangat disiplin dengan waktu. Seandainya supplier tidak tepat waktu untuk pengiriman barang, maka barang akan di kenakan denda. Oleh sebab itu kita harus pintar-pintar membagi waktu agar pengiriman barang dapat sesuai jadwal, dan barang kita dapat cepat terjual," tutur Hj. Judi memberi kiat-kiat suksesnya.

Keinginan untuk melebarkan sayap usaha baju muslim memang terlintas dibenak Hj. Judi, namun ia mengaku untuk merambah ke luar negeri belum fokus. "Memang ada permintaan dari Malaysia dan Brunei, tetapi semua itu membutuhkan persiapan yang matang. Prosesnya juga harus jelas, terutama sistem bayarnya."

Meskipun segala kegiatan banyak menyita waktunya, Hj. Judi tidak terlihat kusam dan tua. Ini karena ia juga mengimbangi dengan berbagai suplemen dan vitamin, serta rajin mengkonsumsi jamu dan olah raga jalan santai. "Saya merasa perlu tenaga ekstra," ujarnya. -berbagai sumber/tabloid probis/info usaha