Counter usaha jual beli atau peluang bisnis handphone (bekas dan baru) serta voucher handphone terus menerus bermunculan. Tidak hanya di Jakarta tapi juga diluar Jakarta dan Jawa. Hal apa saja yang perlu diperhatikan apabila berminat membuka usaha / bisnis yang satu ini?

Beberapa masukan datang dalam diskusi mengenai hal diatas dari anggota Milis Dunia Wirausaha yang tengah menjalankan bisnis ini.

Anggota milis yang saat ini menjalankan peluang usaha diatas menyebutkan bahwa berdagang handphone dan aksesoriesnya masih cukup menarik, mengingat tidak terlalu banyak dana yang diperlukan sebagia modal usaha (tidak menyebutkan besarnya nominal, red). Walaupun harus jeli dalam mencari hand phone second yang bisa didapatkan antara lain di berbagai pertokoan seperti Roxy Mas, Trade Center yang tersebar di beberapa lokasi termasuk PTC (Pulogadung Trade Center), semuanya dengan harga yang negotiable.

Untuk peluang bisnis voucher sendiri ada beberapa kemungkinan, yaitu:

Mengambil dari agen. Mengambil dari provider langsung. Berdasarkan masukan dari anggota Milis Dunia Wirausaha, modal menjadi agen adalah Rp. 250,000,- (joining fee Rp. 200,000,-) dimana agen mendapatkan harga Rp. 50,750,- untuk voucher sebuah provider yang seharga Rp. 50,000,-

Peluang bisnis ini adalah salah satu dari sekian banyak peluang usaha yang juga mengutamakan letak yang strategis untuk mendapatkan keuntungan yang sebanding dengan modal yang dikeluarkan.

Hal ini bisa tidak berlaku apabila telah memiliki pelanggan tetap. Karena, biasanya dari satu voucher senilai Rp. 100,000 misalnya, untungnya hanya seribu atau dua ribu rupiah.

Ada pula yang menyebutkan bahwa modal bisnis voucher adalah bertingkat. Jika punya modal dan koneksi besar, bisa join ke supplier yang lebih besar. Namun jika modal sedikit pun sudah bisa menjalankan usaha voucher. Masing-masing menawarkan kelebihan dan kekurangannya.

SARUNG HP GAYA DAN MURAH

Maraknya bisnis handphone membuka peluang bisnis baru bagi industri skala menengah bahkan home industry untuk memproduksi berbagai aksesoris handphone. Salah satunya adalah dompet handphone atau dikenal juga dengan istilah "sarung HP". Bila kita mendatangi gerai-gerai handphone, khususnya yang terdapat di mal-mal, bisa dipastikan mereka juga menyediakan berbagai model sarung HP.

Macam-macam sarung HP. Ada yang terbuat dari kulit, kain, wol, dan bulu. Ada juga yang terbuat dari plastik. Sarung HP yang terbuat dari plastik biasanya dijual dengan harga yang lebih murah dari pada bahan-bahan lainnya. Umumnya, tak lebih dari Rp 10.000. Yang paling mahal adalah dompet HP terbuat dari kulit. "Sarung HP terbuat dari kulit kami jual dengan harga antara Rp 50.000 sampai Rp. 55.000. Sedangkan yang terbuat dari kain, rata-rata Rp. 15.000," kata Heru, pramuniaga sebuah outlet handphone di Mal Ambasador, Jakarta.

Merek sarung HP juga bermacam-macam. Untuk jenis kulit, merek yang terkenal antara lain Alvaro dan Triple. ''Kedua merek sarung HP tersebut lebih banyak diminati oleh konsumen,'' tutur Heru. Merek-merek yang saat ini ada di pasaran untuk bahan kain, wol dan bulu, di antarannya adalah Country House, Xiao Xiong, Hollywood dan Brown Teddy.Konsumen sarung HP terbuat dari kulit terutama pria dewasa. Selain menghadirkan kesan gengsi, juga dapat mencitrakan seorang yang serius.

Sedangkan sarung HP terbuat dari kain, bulu, maupun wol umumnya lebih digemari oleh wanita, terutama remaja gaul. Hal itu memang cocok dengan warna-warninya yang bervariasi. Misalnya pink, hijau, kuning, dan biru. Ditambah dengan ornamen lain, misalnya gambar Teddy Bear, bentuk hati, dan bentuk bunga. Model sarung HP pun macam-macam. Ada yang "model resleting". Model ini menggunakan resleting untuk membuka dan menutup sarung HP. Ada juga yang model tali. Ada pula model tali, pengguna hanya tinggal menarik tali ketika akan menutup sarung HP, dan melonggarkan tali ketika akan mengambil HP-nya. Model ini banyak menggunakan media wol dan bulu sebagai bahannya.

Sarung HP dengan bahan kain, wol dan bulu cenderung lebih fleksibel. Artinya, bisa digunakan untuk menyimpan handphone dengan tipe dan merek apapun. Dengan harga yang murah, memungkinkan para penggunanya memiliki beberapa warna sarung handphone. Biasanya, wanita menyesuaikan dengan warna pakaian atau warna favoritnya. Bila berbusana biru, menggunakan sarung handphone biru. Apalagi, bila chasing atau body handphone juga berwarna biru. Atau, bila warna favorit pemakai adalah pink, biasanya menggunakan sarung handphone berwarna pink. Kalau kuning ya memilih warna kuning dan seterusnya. Biasanya pengguna tidak terlalu memusingkan merek sarung handphone yang dipakainya, asal pas dengan selera.

Untuk sarung handphone dari kulit, biasanya satu rancangan hanya untuk penggunaan tipe-tipe handphone tertentu saja. Misalnya Alvaro N7-1. Dompet handphone ini hanya pas untuk beberapa tipe handphone, seperti Nokia 8250/8210/6230/8910 atau 8850. Tetapi jangan khawatir. Biasanya, para penjual mengetahui merek dan tipe-tipe sarung handphone yang cocok dengan jenis-jenis handphonenya.

Anda tinggal menyebutkan merek handphone atau memperlihatkannya langsung di salah satu gerai handphone. Maka, para penjual atau pramuniaga outlet handphone tersebut akan memberikan beberapa aternatif pilihan untuk Anda. Mengenai harga, biasanya bisa dinegosiasikan. Asal, Anda cukup lihai menawar.Kini ada gerai yang khusus menjual sarung HP. Misalnya, "Planet" di ITC Kuningan, Jakarta, lantai 3. Karena hanya menjual sarung HP, maka mereka menyediakan variasi pilihan yang lebih banyak dari yang tersedia di outlet handphone.

BERAWAL DARI ISENG

Bisnis membuat sarung HP bisa jadi berasal dari keisengan belaka. Mari ikuti penuturan Ayu, seorang pengajar sebuah lembaga kursus Bahasa Inggris di Bandung. Suatu hari di tahun 2003, saat masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di kota yang sama, ia iseng-iseng membuat sarung HP dari benang wol. Dengan kelihaiannya menggabungkan beberapa kain wol, ia mampu membuat sarung HP yang cantik dengan motif dan warna yang cukup beragam.

Awalnya, ia menggunakan hasil kerajinan tangannya tersebut untuk diri sendiri. Namun, kemudian temannya tertarik untuk memesan. Pada saat itu ia memasang harga sekitar Rp 10.000 per buah. Seiring waktu, pesanan kian meningkat. Gadis yang saat ini berusia 23 tahun itu, sempat kewalahan meladeni pesanan dari teman-temannya tersebut. ''Ini pengalaman yang menarik. Berawal dari iseng, kalau ditekuni bisa menjadi peluang bisnis yang menarik," tutur Ayu. -berbagai sumber/tabloid probis/info usaha