Selain Ummu, wanita pengusaha yang juga menekuni pembuatan boneka muslim ini adalah Umining Dwi Kusminarti (39) serta temannya Asrul Iman. Mereka memberi nama usahanya Arrosa. Warga Bojong Gede Bogor ini menyulap sebagian rumahnya menjadi work shop.

Umining mengatakan, ia mendapat inspirasi menggarap usaha ini ketika berburu hadiah untuk ulang tahun anak perempuannya. "Ia memilih hadiah boneka. Saat itu, saya melihat banyak boneka dengan merek-merek tertentu. Dari sekian banyak boneka, saya ingin mencari boneka berbusaha muslimah," aku sarjana Teknik Kimia ITB.

Namun, lanjut perempuan yang akrab disapa Atiek ini, ia tak menemukan boneka yang diinginkan. Mulailah ia mencari informasi lewat internet. "Akhirnya saya tahu ada boneka muslim dengan merek Razzane di Malaysia. Saat suami saya tugas ke Malaysia, saya pesan boneka itu. Ternyata, di sana enggak ada."

Atiek kian penasaran. Ia diskusi dengan teman sekampus dulu, bagaimana jika membuat boneka sendiri seperti Razzane. Yakni boneka santun berbusana muslimah ala Indonesia. "Ya, kami ingin memberi alternatif mainan pada anak-anak. Kami ingin mainan itu menempel di benak anak-anak. Yakni orang harus berpakaian muslimah sejak kecil. Mengenakan busana muslim bukan terpaksa tapi kesadaran," jelas ibu dari Arsa (14) dan Lia (9) ini.

Namun, Atiek memilih tidak membuat boneka sendiri. Ia ingin membeli yang sudah jadi, kemudian mendandaninya. "Saya berkali-kali mencoba beragam karakter boneka. Tampaknya busana muslimah cocok dipadukan dengan boneka dari Cina. Yakni bahan dari plastik yang dicetak."

Sebelumnya, Atiek mencari informasi busana yang akan digunakan. Atiek kontak dengan teman bisnisnya, Asrul Iman, yang kala itu masih kerja di Abu Dhabi. "Awalnya Asrul tidak menemukan boneka muslimah di sana. Setelah dicari-cari akhirnya dapat, namanya Fulla yang sekarang ngetren di Timur Tengah."

SAHABAT ANAK
Atiek sekadar mencari inspirasi dari fullah. Selanjutnya, ia menyesuaikan dengan kebutuhan orang Indonesia. "Boneka itu saya kasih jilbab, dipadu dengan kebaya dan songket, busana khas Indonesia. Untuk wanita karier, boneka itu saya kasih jilbab dengan blazer dan celana panjang. Sekarang, desain itu menjadi ciri khas kami."

Untuk merek usaha, Atiek memberi nama Arrosa Basque. "Arrosa berasal dari bahasa Arab yang artinya boneka, sedangkan basque artinya bunga ros. Nah, boneka Arrosa ini kami buat sebagai sahabat bermain anak-anak muslimah," kata Atiek yang mengaku modal awalnya Rp 20 juta.

Ternyata tak gampang membuat busana dalam bentuk mini. "Itulah tantangan dan hambatannya. Saya terus mencari penjahit yang mau dan mampu menjahit baju kecil. Memang menjahitnya lebih rumit ketimbang baju ukuran normal."

Akhirnya, upaya Atiek membuahkan hasil. Ia berhasil merekrut empat karyawan yang masing-masing sanggup membuat 4-5 stel busana per hari. "Saya membuat banyak desain. Dengan banyaknya motif, anak-anak dapat memilih dan mengganti baju sesuka hati. Oh ya, kami juga menjual bajunya saja, yang dikemas tersendiri."

Selain Jakarta dan sekitarnya, kata Atiek, banyak permintaan dari Bandung, Balikpapan. Duri, Surabaya. Bahkan, sampai di Abu Dhabi dan Singapura. "Dalam waktu dekat, kami ingin boneka ini bisa menembus Malaysia. Di sana, kan, banyak orang Melayu yang seleranya sama dengan kita," ujar Atiek yang mematok harga bonekanya antara Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu.

Atiek yakin, usahanya bakal berjalan lancar. "Bahkan, saking gencarnya, malah ada yang belum tertangani. Saat ini kami sedang mengerjakan pesanan dari salah satu partai politik buat suvenir mereka," kata Atiek yang tak henti buka koran, majalah, atau buku-buku mode untuk mengembangkan desain.

Dalam menentukan desain dan warna busana, Atiek punya "penasihat", yaitu anak-anaknya. "Merekalah yang ngasih masukan. Belum tentu bagi kita bagus, bagus pula buat anak-anak. Demikian sebaliknya. Sering menurut kita sudah baik, tapi anak-anak malah tak berselera. Sekarang ini, yang lagi tren warna ngejreng seperti pink dan merah," ujar Atiek yang kerja di rumah.

Berkat formula ini, Atiek yakin usahanya bakal terus maju. Ia pun terus berupaya boneka muslimahnya jadi bagian masa kecil anak-anak. -berbagai sumber/tabloid probis/info usaha